#18 Kata & Pilihan Kata
1. Kata Dan Gagasan
Tidak ada suatu batasan mengenai kata yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam mendeskripsi banyak bahasa di dunia diperlukan sebuah unit yang disebut kata, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologis, sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis. Kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis entah morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas. Distribusi yang bebas misalnya dapat dilihat dalam kalimat:
Saya memukul tokek itu;Tokek itu kupukul;Kupukul tokek itu.
Dalam kegiatan komunikasi, kata-kata dijalin-satukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa.
Yang paling penting dari rangkaian kata-kata tadi adalah pengertian yang tersirat di balik kata yang digunakan itu. Setiap anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan komunikasi,
- selalu berusaha agar orang-orang lain dapat memahaminya,
- dan di samping itu ia harus bisa memahami orang lain.
Dengan cara ini terjalinlah komunikasi dua arah yang baik dan harmonis.
Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu bermakna bahwa;
tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide.
Atau dengan kata lain,
kata-kata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain.
Kata-kata ibarat “pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki "tenaga". Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “tenaga” setiap kata, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan “tenaga” dari kata-kata yang dipergunakannya.
Bila kita menyadari bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan, maka hal itu berarti:
Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkanya.
Mereka yang menguasai banyak gagasan, atau dengan kata lain, mereka yang luas kosa katanya, dapat dengan mudah dan lancar mengadakan komunikasi dengan orang-orang lain.
Betapa sering kita tidak dapat memahamkan orang-orang lain, hanya karena kita tidak cukup memiliki kata atau gagasannya, atau karena orang yang diajak bicara tidak cukup memiliki gagasan atau kosa kata, sehingga tidak sanggup mengungkapkan maksudnya secara jelas kepada kita.
Secara menyolok aktivitas seorang pelajar setiap hari sebenarnya berkisar pada persoalan kosa kata.
- Sepanjang hari ia harus mengikuti pelajaran atau mengerjakan soal-soal ujian,
- menulis karya-karya tulis;
- pada waktu istirahat ia harus bertukar pikiran dengan kawan sesama pelajar
- atau berkonsultasi dengan para guru.
- Malam hari, ia harus mempelajari lagi bahan-bahan pelajaran, baik dari catatan-catatannya maupun dari kitab-kitab atau buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan.
- Bila ia seorang yang rajin, ia masih menyisihkan waktu untuk banyak membaca majalah-majalah ilmiah, artikel-artikel dalam mingguan, bulanan, dan referensi lainnya.
Melalui semua aktivitas itu, kata beserta gagasannya seolah-olah membanjir masuk setiap saat ke dalam benaknya. Ia harus membuka hatinya lebar-lebar untuk menerima semuanya itu. Mengabaikan sebagian kecil saja, berarti ia akan ketinggalan dari kawan-kawannya.
Sering seorang pelajar harus mengutuk dirinya karena dalam menghadapi soal-soal ujian ia mengetahui gagasannya, tetapi tidak mengetahui kata atau istilahnya.
Atau sebaliknya,
ia mengetahui kata atau istilahnya (karena memang diberi dalam soal ujian), tetapi tidak mengetahui gagasan yang didukungnya.
Sebab itu, kedua aspek itu, kata dan gagasan, sama pentingnya. Keduanya harus diketahui dan dikuasai.
Tidak dapat disangkal bahwa penguasaan kosa kata adalah bagian yang sangat penting dalam dunia ilmiah. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi toh orang akan merasa lega dan puas, sebab tidak akan sia-sia semua jerih lelah yang telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk:
- Penguasaan terhadap pengertian-pengertian yang tepat bukan sekadar mempergunakan kata yang hebat tanpa isi.
- Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
2. Pilihan Kata (Diksi)
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologik, gaya bahasa, dan ungkapan.Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan.
Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Adalah suatu kesalahan yang besar untuk menganggap bahwa persoalan pilihan kata adalah persoalan yang sederhana, persoalan yang tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada setiap manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari kita berjumpa dengan orang-orang yang sulit sekali mengungkapkan maksudnya dan sangat miskin variasi bahasanya. Tetapi kita juga berjumpa dengan orang-orang yang sangat boros dan mewah mengobralkan perbendaharaan katanya, namun tidak ada isi yang tersirat di balik kata-kata itu. Untuk tidak sampai terseret ke dalam kedua ekstrim itu, tiap anggota masyarakat harus mengetahui bagaimana pentingnya peranan kata dalam komunikasi sehari-hari.
Masyarakat manusia kontemporer tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa, adalah alat yang vital bagi masyarakat manusia. Mereka yang terlibat dalam jaringan komunikasi masyarakat kontemporer ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan itu antara lain: ia harus menguasai sejumlah besar kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu pula menggerakkan kekayaannya itu menjadi jaringan-jaringan kalimat yang jelas dan efektif, sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis yang berlaku, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya kepada anggota-anggota masyarakat lainnya.
Dengan mengemukakan masyarakat kontemporer sebagai contoh, sama sekali tidak dimaksudkan bahwa masyarakat primitif tidak memerlukan kosa kata, atau sama sekali tidak memerlukan komunikasi antar anggota-anggota masyarakatnya. Mengemukakan masyarakat kontemporer sebagai contoh, hanya untuk sekedar menggambarkan bahwa
tingkat kepentingan komunikasi dewasa ini sudah begitu luas dan kompleks, sehingga sulit untuk menggambarkan keadaan dewasa ini, seandainya pengetahuan dan penguasaan bahasa masih setaraf dengan pengetahuan dan penguasaan bahasa kaum primitif.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya.
Secara populer orang akan mengatakan bahwa;
kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan kata yang bersinonim.
Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu.
Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata yang tepat, karena;
pertama, ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat, dan
kedua, karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu.
Jelaslah bahwa seorang yang luas kosa katanya dan mengetahui secara tepat batasan-batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya.
Di pihak lain, semata-mata memperhatikan ketepatan tidak selalu membawa hasil yang diinginkan. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan:
apakah kata yang dipilih itu dapat juga diterima atau tidak merusak suasana yang ada. Sebuah kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud tertentu, belum tentu dapat diterima oleh para hadirin atau orang yang diajak bicara. Masyarakat yang diikat oleh berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang dipergunakan harus cocok atau serasi dengan norma-norma masyarakat, harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Dengan uraian yang singkat ini, dapat diturunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi:
Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan,
- bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau
- menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat,
- dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Kedua, pilihan kata atau diksi adalah
- kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan,
- dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
- penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
- Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
***
Gabung dalam percakapan