Menulis Belajar Ilmu Syar'i menghasilkan Menulis Ide Sendiri
Kita langsung saja ke contoh dengan langkah-langkahnya;
1. Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya
Terkadang setan menyerang orang cerdas lagi pintar, dan bersamanya pengantin bergairah dan ia (orang cerdas tersebut - ed.) senang kepadanya, maka orang pintar itu tersibukkan dengan memandangnya sehingga ia tertawan.
Dan, (ada tingkatan /derajat tertawannya - ed.) yaitu:
1. Tingkat paling kuat pengekangan dengannya adalah percaya pada tawanan Kebodohan. Sedangkan,
2. tingkat pertengahan kekuatan pengekangannya pada Hawa Nafsu, dan
3. tingkat paling lemah pengekangannya pada Kelalaian orang tersebut.
(Talbis Iblis /38 - Ibnul Jauzy)
***
2. Paragraf Refleksi
Ibnul Jauzy rahimahullah menjelaskan, bahwa manusia ditawan setan dalam tiga tingkatan:
1. Pertama, dan paling kuat adalah tawanan kebodohan,
2. kedua, adalah tawanan hawa nafsu,
3. dan yang ketiga — yang paling ringan — adalah kelalaian.
Dari ketiganya, kebodohan adalah penjara terdalam. Maka tak heran jika setan paling keras menghalangi manusia dari ilmu, khususnya ilmu syar’i.
Dan, ketika seseorang mulai belajar bahasa Arab — kunci memahami ilmu agama — maka saat itu pula ia tengah mencoba meretas belenggu penjara paling gelap. Maka, jalan itu berat. Seringkali semangat memudar, teman berguguran, dan pelajaran pun mati di tengah jalan.
Refleksi ini menyadarkan kita bahwa mempelajari bahasa Arab bukan hanya menuntut kecerdasan, tapi kekuatan jiwa untuk bertahan dari gempuran setan. Karena memahami bahasa wahyu adalah awal dari kebebasan menuju petunjuk.
***
3. Storytelling
Malva duduk termenung di sudut ruang belajar kecilnya. Ia baru saja membaca satu paragraf dari kitab Talbis Iblis karya Ibnul Jauzy, ketika kalimat itu meranggas kalbunya:
"Tingkatan tawanan Iblis terhadap manusia: yang paling kuat adalah kebodohan, disusul hawa nafsu, dan paling ringan adalah kelalaian."
Malva bergeming. Hatinya terdamprat. Seolah kalimat itu meremas pikirannya. Ia membiarkan makna kalimat itu menyusup ke dalam dada.
"Apa aku ini tengah ditawan?” bisik hatinya.
Malva teringat betapa sering ia merasa berat membuka kembali pelajaran bahasa Arab.
Dulu, kelasnya ramai. Kurang lebih lima puluh orang hadir. Tapi satu per satu gugur. Akhirnya, hanya dua murid yang tersisa. Hingga, akhirnya ustadz bahasa Arab yang lulusan negeri Yaman berguru besar Syaikh Muqbil al-Wadi'y mereka, berkata pelan, "Kita hentikan dulu, ya. Sementara." Tapi hingga hari ini, kata "sementara" itu tak pernah berubah jadi kata "lanjut."
Malva masih terpaku. Ia tahu, memahami bahasa Arab bukan sekadar keterampilan. Itu adalah kunci pembuka pintu memahami Al-Qur’an, sabda Nabi, dan warisan para Ulama Salaf.
Tapi ternyata, pintu itu dicegat ketat oleh pasukan Iblis yang tak ingin manusia bebas dari kebodohan.
Kini, Malva berusaha tak bertekuk lutut, tapi selalu bersiaga. "Kalau setan ingin aku bodoh, maka tentangi dengan belajar bahasa Arab, dan hanya satu kata: lawan!"
Catatan: Cerita ini nyata. Nama Malva adalah nama samaran untuk menjaga privacy tokoh.
***
4. Copywriting
Copywriting Dakwah gaya Anak Muda
Versi 1: Gaya Santai & Relatable
Sobat, pernah ngerasa semangat belajar bahasa Arab di awal, tapi lama-lama males? Itu bukan cuma kamu yang ngalamin. Banyak yang kayak gitu.
Ibnul Jauzi bilang, setan punya tiga cara buat nahan manusia:
1. Kebodohan – yang paling kuat.
2. Hawa nafsu – yang sedang.
3. Kelalaian – yang paling lemah.
Dan sobat tahu? Setan paling suka kalau kamu tetap bodoh, karena itu artinya kamu jauh dari ilmu, jauh dari cahaya. Jadi, setiap sobat buka buku bahasa Arab, kamu lagi bertempur. Setiap paham satu kata, kamu lagi menang.
Jangan biarin setan menang. Belajar, walau sedikit. Karena itu langkah sobat menuju cahaya.
Versi 2: Gaya Motivasi & Inspiratif
Pernah ngerasa stuck dalam belajar bahasa Arab? Itu wajar. Tapi jangan berhenti.
Ibnul Jauzi pernah bilang, setan paling kuat nahan manusia lewat kebodohan. Kenapa? Karena kalau sobat bodoh, kamu nggak bakal ngerti kebenaran. Belajar bahasa Arab itu bukan cuma soal bahasa. Itu soal memahami Al-Qur'an, hadits, dan warisan ilmu Islam.
Setiap huruf yang sobat pelajari, itu senjata kamu.
Setiap kalimat yang dipahami, itu tameng kamu.
Jadi, teruslah belajar. Karena dengan ilmu, sobat bisa lepas dari jeratan setan.
Versi 3: Gaya Orang Tua
Wahai Ayah dan Ibu, Tahukah bahwa Ibnul Jauzi menyebut tiga jeratan setan atas manusia? Yang paling kuat kekangannya: kebodohan, lalu hawa nafsu, dan terakhir kelalaian. Iblis paling ingin kita bodoh, dan jauh dari ilmu. Karena ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu salah satu pintunya: belajar bahasa Arab. Bahasa Arab bukan hanya pelajaran. Ia kunci pembuka memahami Al-Qur'an, hadits, dan warisan para Ulama Salaf. Jika kita mendalaminya, maka setidaknya kita memotivasi anak-anak kita. Ajak mereka belajar. Dukung mereka konsisten. Karena siapa tahu, kelak ketaatan mereka menjadi sebab keselamatan kita di akhirat.Ilmu adalah warisan. Dan Bahasa Arab, adalah gerbangnya.
***
5. Sajak - gaya bahasa campur bahasa Jaksel
Sobat, belajar Arab gak sekadar style,Biar mind and heart kamu makin on fire, no denial.Santuy tapi konsisten, slow aja gak perlu buru-buru,Ilmu nyantol di hati, hidupmu bakal makin pure.Setan tuh ngegas, tapi sobat tetep chill,Langkah kecil tiap hari, progressnya real deal.Bahasa Arab kunci, buat kamu naik level,Biar hidup gak runyam, stay solid, stay revel.
***
6. Quotes
"Satu kata Arab tiap hari, satu langkah kecil menuju cahaya ilmu.""Bahasa Arab: kecil dilafazkan, besar faedah dan perubahan semakin baik di hati.""Mulai dari rumah, tumbuh dengan satu kata Arab setiap waktu.""Belajar bahasa Arab bukan sulit—asal dibiasakan, bukan dibebankan.""Bahasa Arab: kunci memahami wahyu, kunci membangun keluarga ilmu."
"Satu kata Arab saban hari, satu langkah menuju kunci pintu pembuka cahaya petunjuk, membangun keluarga ilmu."
***
Gabung dalam percakapan