www.izzuka.com

#14 Lanjutan Teknik Penulisan Feature: Langkah-langkah Wawancara & Pertanyaan Peluru

Persiapan dan langkah-langkah wawancara

          Selain Wawancara Sambil Lalu, wawancara perlu dipersiapkan sebaik mungkin, terutama dalam Wawancara Sosok Pribadi dan Wawancara Berita. Terkhusus Wawancara Sosok Pribadi ke depannya akan dibahas lebih detail, karena terkait tulisan Feature Profil yang banyak diminati untuk ditulis para penulis Feature.
          
           Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud wawancara, bahwa untuk ditulis pada Feature 

2. Mengetahui kegemaran atau hobi orang yang akan diwawancarai. Hal tersebut dapat digunakan sebagai pembuka wawancara, agar lebih cair suasananya.

3. Hindari perdebatan dengan orang yang diwawancarai, tetapi yang diupayakan adalah memperoleh informasi.

4. Mencatat dengan cermat, nama, jabatan dan data atribut lainnya dari orang yang diwawancarai. Juga, mencatat tentang pendapatnya dan angka-angka data informasi jika ada yang disampaikannya.

5. Penulis hendaknya mengembangkan kemampuan sensitifitas untuk cepat menyesuaikan diri, bila situasi wawancara terjadi perubahan, berbeda dari rencana semula. Misalnya, cepat merumuskan pertanyaan baru diluar pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan. Hal tersebut mungkin saja terjadi di tengah wawancara, jika jawaban-jawaban nara sumber menyulut ide pertanyaan dari penulis, yang masih terhubung dengan jawaban sebelumnya dan memang perlu.

6. Menyatakan terima kasih dan rasa syukur atas kesempatan wawancara yang telah diberikan kepada orang yang diwawancarai. Dan, mengkonfirmasi apakah ia masih bersedia memberi peluang wawancara pada masa-masa yang akan datang.

7. Membacakan kembali catatan hasil wawancara kepada orang yang diwawancarai, walaupun penulis dilengkapi alat perekam suara. Dan, jika perlu memohon kepada sumber berita untuk memaraf catatan tersebut, terutama jika materinya sangat peka dan akan berdampak luas jika dipublikasikan. Pembacaan dan pemarafan juga berfungsi untuk memeriksa ulang, apakah ada kesalahan dalam catatan hasil wawancara, atau apakah ada revisi ucapan dari orang yang diwawancarai jika ternyata ada hal-hal "keceplosan" yang kurang pantas.

Pertanyaan peluru (loaded question)

          Di sela-sela wawancara berjalan, penulis hendaknya sambil merumuskan Pertanyaan Peluru , sedapat mungkin untuk dilontarkan kepada sumber berita. Jawaban dari pertanyaan peluru dapat dijadikan Teras Berita ataupun Penutup Feature.

          Apakah yang dimaksud pertanyaan peluru (loaded question) itu?

          Secara umum, pertanyaan peluru atau loaded question (pertanyaan bermuatan) adalah, pertanyaan yang mengandung nada tuduhan. Menjawabnya seolah-olah yang ditanya menyetujui tuduhan atau anggapan itu. Dengan demikian, pada dasarnya pertanyaan tersebut adalah jebakan. Pertanyaan semacam itu dapat digunakan sebagai alat retoris, yaitu pertanyaan tersebut mencoba membatasi jawaban langsung menjadi jawaban yang sesuai dengan agenda si penanya.
          
          Pertanyaan Peluru, bisa paralel (sejalan dengan tema permasalahan), ataupun dapat pula bertentangan dengan jalan pikiran orang yang diwawancarai.
          
          Bagaimana itu?
          
          Untuk jelasnya, kita akan berikan suatu contoh kasus:

Misalkan, kita mewawancarai seorang ahlul ilmi, taruhlah seorang guru besar agama Islam. Dalam keterangan guru tersebut, ia memuji kemampuan adaptasi para pelajar (tholabul ilmi) dari Indonesia dalam menyerap ilmu agama ketika menjalani kuliah di negeri Haramain, Saudi Arabia. Beliau juga berkata, bahwa para pelajar tersebut sangat terampil dan cerdas, sehingga beliaupun optimis terhadap para pelajar Indonesia diharapkan akan menggantikan para ahlul ilmi senior (kibar) di Indonesia.
Mendengar keterangan guru besar tersebut, penulispun yakin bahwa inilah pengalihan generasi, yang akan menjadi estafet dakwah Ahlus Sunnah di Indonesia. Karena tak sabar menanti datangnya para pelajar sekembalinya dari belajar di Haramain, penulis lalu mengajukan pertanyaan:
"Jika demikian, apakah para pelajar Indonesia tersebut dapat segera kembali ke tanah air, dan dakwah Ahlus Sunnah sepenuhnya bisa ditangani oleh para pelajar dalam masa lima tahun mendatang?"
Sesaat kemudian, guru besar tersebut terdiam, dan tersenyum sambil berkata, "Anda telah melontarkan pertanyaan peluru, dan jawaban atas pertanyaan Anda tidak mudah."

          Setelah usai memperoleh bahan mrlalui wawancara maupun observasi langsung di lokasi, dimana itu semua dari awal dipandu oleh pikiran tentang tema tulisan Feature, langkah berikutnya adalah: penelaahan kembali bahan yang sudah diperoleh itu. Jika  bahan dinilai belum memadai, maka penulis masih mesti meneruskan mencari lagi bahan yang dibutuhkan.
          
          Namun, sekiranya bahan dianggap telah memenuhi syarat, penulis lalu melakukan konsentrasi pikiran untuk memulai menulis Feature dengan Kalimat Tema yang tepat. Sebab nantinya, seluruh tulisan Feature akan mengacu pada Kalimat Tema tersebut. 
          
          Jika keliru dalam merumuskan Kalimat Tema, akan menjadikan isi penuturan cerita berbeda dari yang telah dipikirkan di awal sebelumnya.
          
          Untuk perumusan Kalimat Tema, dan saat memulai menulis akan dibahas pada bab berikutnya.

***

Buku
Menulis Artikel
Asyik Dibaca - 50k

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...