www.izzuka.com

#22 Cerita yang sama, tetapi berbeda

          Kategori cerita boleh jadi sama. Misalkan dengan kategori Institusionalisasi, sama-sama cerita tentang ikut bergabungnya dalam golongan Ahlus Sunnah. Itu bisa saja terjadi. Apalagi memang kebanyakan kita mengalami itu.

          Lalu, apa yang bisa dicapai dengan kesamaan kategori? Bukankah akan membosankan antara satu cerita dengan cerita lain?

          Kita bisa membuat "kesegaran" suatu cerita nyata. Pendekatan yang segar dan barulah yang diinginkan suatu cerita. Dan, inilah yang dicari pembaca. Bagaimana "penafsiran pribadi" oleh seorang pembaca terhadap cerita-cerita dengan kategori sama. Bagaimana penulis mampu menyampaikan dengan cara berbeda dan menceritakan dengan "versi baru".

          Pada dasarnya, pembaca tahu ia akan membaca cerita berkisar hal-hal yang sama yang ia pernah membacanya juga di lain cerita. 

         Namun, pembaca ingin membaca sesuatu yang mereka sudah tahu akan mereka sukai, tetapi disampaikan dengan cara yang mereka belum pernah baca atau dengar sebelumnya.

          Menulis kisah atau cerita hampir mirip dengan mendesain rumah - ya tahunya dunia itu -. Apapun yang kita desain, kita tahu ada bahan-bahan tertentu yang harus kita sertakan. Jika kita mendesain rumah, kita tahu pertama harus ada kamar mandi, ruang tidur, dapur, dan sebagainya. Itu ruang-ruang yang mau tidak mau mesti ada dalam suatu rumah. Jika tidak, kita mungkin mendapatkan desain bangunan gudang. Nah, itulah ruang-ruang dasar bagi suatu rumah, dan setelah itu kita baru bisa menambahkan gaya arsitekturnya, pilihan bahan finishing nya seperti warna cat dinding, warna atap, pilihan bahan lantai dan sebagainya.

         Demikian pula menulis cerita dalam kategori cerita yang sama. Tentu mempunyai elemen-elemen yang sama. Amati elemen-elemen yang harus ada, dan apakah telah hadir semua dalam cerita kita. Setelah itu baru berpikir untuk menghiaskannya, dengan cara bercerita yang berbeda.

Mengapa membutuhkan kategori cerita

          Mempelajari kategori cerita kita, akan membantu:
✓ Membuat struktur cerita.
✓ Melepaskan diri dari kebuntuan menulis.
✓ Menyusun plot.
          
          Kita perlu memberi atau memilih kategori cerita tersebut. Sehingga kita mempunyai alasan kepada para pembaca, mengapa mereka harus membacanya. Karena para pembaca secara tak langsung akan bertanya, 

          "Bukunya bercerita tentang apa?"

          Ini sama saja para pembaca bertanya tentang kategori cerita. 

          Kitapun tak mungkin menjawab ini tentang institusional. Para pembaca mungkin tidak faham. Maka, kita bisa sampaikan seperti detail kategori tersebut, yaitu:

Seorang telah terlibat di dalam suatu kelompok. Dan, ia harus mengambil keputusan untuk membebaskan dirinya dari kelompok tersebut. Karena aturan-aturan yang tak sesuai prinsip hidup yang benar.

          Jadi kategori cerita tidak saja membantu kita menulis cerita nyata kita, tetapi juga akan membantu menjelaskan kepada para pembaca, "cerita tentang apa". Sehingga memudahkan para pembaca untuk berminat membacanya.

Warna abu-abu pada kategori cerita

          Cerita itu sangat kompleks, karena tak ada satu ceritapun yang masuk dalam hanya satu kategori.
 
Contoh saja, dalam cerita Ngadiman. Boleh jadi cerita tersebut dimasukkan dalam kategori Institusional. Karena cerita tersebut menyinggung banyak orang dalam suatu institusi atau organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. 

Namun, bisa jadi cerita tersebut masuk dalam kategori Bertemu Masalah. Yakni tokoh utama yang polos dan biasa-biasa saja, tiba-tiba ia mendapati dirinya berada di tengah situasi yang luar biasa. Sehingga ia harus bangkit menghadapi tantangan tersebut.

          Hanya saja kategori-kategori cerita itu berfungsi membantu kita fokus pada kategori mana, dan memastikan semua elemen telah tepat dan lengkap sesuai kategori ceritanya.

          Jadi, ketika kita mulai menulis cerita, cobalah tak usah memusingkan soal kategori cerita yang paling sempurna dan sesuai dengan cerita kita. Karena, kita akan menemukan bahwa cerita kita mungkin akan masuk dalam beberapa kategori. Tugas kita sebagai penulis hanya memilih kategori cerita yang paling mirip atau paling dominan pada cerita kita.

          Banyak hal dalam hidup ini berada pada ranah abu-abu.

          Cari kategori cerita yang paling tepat pada cerita kita, dan ketahuilah itu bisa dan kemungkinan besar mampu berubah selagi kita sedang menulis bahkan ketika merevisi.

          Perlu diketahui, jika cerita kita cukup panjang dan berseri, itupun setiap serinya sanggup mempunyai kategori-kategori cerita berbeda. Apalagi kita tahu, bahwa cerita digerakkan oleh hasrat, tindak-tanduk tokoh utama. Dan, hasrat manusia dengan berjalannya waktu mampu berubah-ubah. Sehingga kategori ceritapun berubah pula sesuai hasrat manusia.

***

Buku Menulis
Kisah Inspiratif

rasa Novel - 55k

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...