#04 Kata Sifat
2.3. Kata Sifat atau Adiectiva
Sulit menerima batasan tentang kata sifat: yaitu kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Bila kita secara konsekuen mengikuti batasan tadi, maka kita akan menemui banyak kesulitan.Apakah kata batu dalam frasa rumah batu itu kata sifat?
Kalau semua kata yang menerangkan kata benda adalah kata sifat, apakah kata ayah dalam rumah ayah juga kata sifat?
Baik kata ayah maupun kata batu jelas adalah kata benda. (coba tentukan menurut prosedur penentuan kata benda!).
Kita tidak menyangkal bahwa kata sifat juga mempunyai fungsi untuk menerangkan kata benda, tetapi batasan di atas tidak boleh dipergunakan untuk menentukan kata sifat. Sebab kata-kata lain pun dapat berfungsi sebagai keterangan terhadap kata benda. Apa yang disebut ciri dan batasan sesuatu haruslah merupakan satu-satunya bagi hal tersebut, tidak boleh memberi kemungkinan untuk hal-hal lain.
Agar kita mendapat suatu pegangan yang lebih struktural untuk kata sifat, kita mengikuti pula prosedur sebagai telah dikatakan di atas.
2.3.1. Bentuk
Dari segi bentuk segala kata sifat dalam bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk:se + reduplikasi kata dasar + nya,
misalnya:
se-tinggi-tinggi-nyase-cepat-cepat-nyase-baik-baik-nya
Sekarang, dengan menerapkan rumus di atas kita bertanya, apakah kata teliti, buruk, mahal, pahit, itu kata sifat?
Jawabannya: kata-kata tersebut adalah kata sifat karena secara morfologis (dari segi bentuk) kata-kata tersebut dapat mengambil bentuk:
se-teliti-teliti-nyase-buruk-buruk-nyase-mahal-mahal-nyase-pahit-pahit-nya
Dan tetap menjadi keyakinan kita bahwa hanya kata sifatlah yang dapat mengambil bentuk itu. Kalau jenis kata-kata lain mengambil bentuk itu maka bentuk semacam itu tidak dapat dijadikan ciri.
2.3.2. Kelompok Kata
Segala kata yang sudah dicalonkan dengan prosedur di atas untuk jadi kata sifat, harus dicocokkan lagi dengan prosedur kelompok kata.Dari segi kelompok kata, kata-kata sifat dapat diterangkan oleh kata-kata: paling, lebih, sekali, dan sebagainya.
Misalnya:
besar sekali, paling besar, lebih besartinggi sekali, paling tinggi, lebih tinggicepat sekali, paling cepat, lebih cepat
Untuk menerapkan prosedur penentuan kata sifat, maka kita dapat bertanya misalnya:
Apakah kata-kata sakit, merah, hitam, pendek dan sebagainya itu kata sifat?
Berdasarkan ciri di atas kita dapat membuktikan bahwa kata-kata tersebut adalah kata sifat karena secara morfologis (bentuk), dapat mengambil bentuk:
se-sakit-sakit-nya,se-merah-merah-nya,se-hitam-hitam-nya,se-pendek-pendek-nya,
Sedangkan, secara fraseologis (kelompok kata) kata-kata tersebut dapat diperluas dengan: lebih, paling, sekali.
lebih sakit, paling sakit, sakit sekalilebih merah, paling merah, merah sekalilebih hitam, paling hitam, hitam sekalilebih pendek, paling pendek, pendek sekali
Dengan jelas tampaklah di sini bahwa kedua prosedur ini harus bekerja sama untuk menentukan jenis suatu kata, baik pada kata sifat, maupun kata benda dan kata kerja.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, batasan tentang Kata Sifat:
Batasan Kata Sifat: Segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasi + nya, serta dapat diperluas dengan: paling, lebih, sekali, adalah Kata Sifat.
2.3.3. Transposisi
Akhirnya untuk memperkaya inventaris kata kita perlu meninjau prosedur yang terakhir yaitu transposisi. Semua kata yang tergolong dalam kata sifat dapat berpindah jenis katanya dengan bantuan morfem-morfem terikat: pe-, ke-an, me-, -kan dan sebagainya;pembesar, membesarkan, perbesar, pembesaran, kebesaran dan lain-lain.
2.3.4. Sub-Golongan
Untuk kelengkapan penggolongan jenis kata ini perlu dikemukakan jenis kata mana dari pembagian tradisional yang menjadi sub-golongan kata sifat. Kelompok kata seperti: dengan nyaring, dengan cepat dan sebagainya harus dipecahkan; sebagiannya termasuk dalam jenis kata yang nanti akan dibicarakan dan sebagian lagi adalah kata-kata sifat.Kata-kata bilangan berdasarkan sifatnya dapat kita golongkan dalam Kata Sifat sebagai sub-golongan. Perlu dicatat bahwa yang kita sebut sub-golongan itu bukan merupakan bagian yang langsung menjadi anggota dari suatu golongan, tetapi adalah suatu kelompok yang mempunyai ciri-ciri khusus. Tetapi secara substitusional atau cara lain sama sifatnya seperti suatu kelompok lain yang disebutkan sebagai golongan.
Jadi Kata-kata Bilangan merupakan;
- kelompok dengan ciri-ciri tersendiri,
- tetapi karena secara substitusional dapat menduduki tugas-tugas dari Kata Sifat
- maka kita menempatkannya sebagai suatu sub-golongan.
2.3.5. Kata Bilangan atau Numeralia
Kata Bilangan adalah;
kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan tempat dari nama-nama benda.
Menurut sifatnya kata bilangan dapat dibagi atas:
1. Kata Bilangan Utama (Numeralia Cardinalia): satu, dua, tiga, empat, seratus, seribu, dan sebagainya.
2. Kata Bilangan Tingkat (Numeralia Ordinalia): pertama, kedua, ketiga, kelima, kesepuluh, keseratus, dan sebagainya.
3. Kata Bilangan Tak Tentu: beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya.
4. Kata Bilangan Kumpulan: kedua, kesepuluh, dan sebagainya; juga: berdua, bertiga, bertujuh, dan sebagainya.
Catatan:
a. Dari segi morfologi (bentuk kata) tidak ada perbedaan antara kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan yang memakai prefiks ke-. Tetapi dalam distribusi kalimat nampaklah perbedaan struktur keduanya, yaitu
- kata bilangan tingkat tempatnya selalu mengikuti kata benda sedangkan,
- kata bilangan kumpulan selalu mendahului kata benda.
Kata Bilangan Tingkat Kata Bilangan Kumpulan bangku kedua itu kedua bangku itu permainan kesepuluh itu kesepuluh permainan itu soal ketiga itu ketiga soal itu, dan sebagainya
b. Mengenai Kata Bilangan Utama tentu perlu dicatat beberapa hal:
- Kata-kata delapan, sembilan, bukanlah kata bilangan utama asli, tetapi merupakan kata jadian yang kini sudah tidak dirasakan lagi.
Kata-kata tersebut berasal dari:
delapan > dua alapan (= dua ambilan, yaitu dua diambil dari sepuluh).sembilan > sa ambilan (= yaitu ambil satu dari sepuluh).Kata-kata Nusantara asli berkisar antara: walu dan sanga.
- Orang-orang Nusantara dahulu mengenal bilangan yang paling tinggi hanya sampai ribuan. Oleh adanya kontak dengan negeri-negeri lain, terutama India, mereka menerima bilangan yang lebih tinggi dari ribuan. Dan, karena perkenalan mereka dengan orang-orang India itulah, mereka memasukkan kata-kata: laksa, keti (koti), dan juta. Tetapi pada mulanya dalam bahasa Sansekerta kata-kata itu mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi yaitu:
laksa (Sansekerta): 100.000keti (koti) (Sansekerta): 10.000.000
Bagi orang-orang Nusantara waktu itu, bilangan itu terlalu samar-samar, sedangkan di pihak lain mereka memerlukan istilah untuk bilangan genap sesudah seribu; karena itu
laksa diturunkan nilainya menjadi 10.000, sedangkan
keti (koti) diturunkan menjadi 100.000.
- Bilangan yang lebih dari satu juta biasanya dipinjam dari istilah-istilah Barat. Namun ada dua sistem yang biasa digunakan yaitu sistem Perancis dan Amerika, yang diikuti Indonesia. Dan, sistem Inggris dan Jerman.
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Nama | Perancis & Amerika | Jumlah Nol | Inggris & Jerman | Jumlah Nol |
---|---|---|---|---|
Biliun | 1000 juta | 9 | 1.000.000 juta | 12 |
Triliun | 1000 biliun | 12 | 1.000.000 biliun | 18 |
Kwadriliun | 1000 triliun | 15 | 1.000.000 triliun | 24 |
Kwintiliun | 1000 kwadriliun | 18 | 1.000.000 kwadriliun | 30 |
Sekstiliun | 1000 kwintiliun | 21 | 1.000.000 kwintiliun | 36 |
Septiliun | 1000 sekstiliun | 24 | 1.000.000 sekstiliun | 42 |
Oktiliun | 1000 septiliun | 27 | 1.000.000 septiliun | 48 |
Noniliun | 1000 oktiliun | 30 | 1.000.000 oktiliun | 54 |
Desiliun | 1000 noniliun | 33 | 1.000.000 noniliun | 60 |
Istilah Biliun dalam sistem Perancis dan Amerika (juga di Indonesia) sering diganti dengan milyar.
- Kata Bilangan biasanya ditulis dengan angka Arab, dan dalam hal-hal tertentu dipergunakan juga angka Romawi.
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Nama | Angka Arab | Angka Romawi |
---|---|---|
satu | 1 | I |
dua | 2 | II |
tiga | 3 | III |
empat | 4 | IV |
lima | 5 | V |
enam | 6 | VI |
tujuh | 7 | VII |
delapan | 8 | VIII |
sembilan | 9 | IX |
sepuluh | 10 | X |
sebelas | 11 | XI |
lima belas | 15 | XV |
sembilan belas | 19 | XIX |
dua puluh | 20 | XX |
dua puluh sembilan | 29 | XXIX |
tiga puluh | 30 | XXX |
empat puluh | 40 | XL |
lima puluh | 50 | L |
enam puluh | 60 | LX |
delapan puluh | 80 | LXXX atau XXC |
sembilan puluh | 90 | XC |
seratus | 100 | C |
dua ratus | 200 | CC |
empat ratus | 400 | CCCC atau CD |
lima ratus | 500 | D atau IC(C terbalik) |
enam ratus | 600 | DC atau IC(C terbalik)C |
tujuh ratus | 700 | DCC atau IC(C terbalik)CC |
delapan ratus | 800 | DCCC |
delapan ratus sebelas | 811 | DCCCXI |
sembilan ratus | 900 | CM |
seribu | 1000 | M atau CIC |
dua ribu | 2000 | MM |
dua ribu dua ratus lima | 2205 | MMCCV |
empat ribu | 4000 | MV(V ada garis di atasnya) |
lima ribu | 5000 | V(V ada garis di atasnya) |
sepuluh ribu | 10000 | X(X ada garis di atasnya) |
seratus ribu | 100000 | C(C ada garis di atasnya) |
satu juta | 1000000 | M(M ada garis di atasnya) |
2.3.6. Kata Bantu Bilangan
Dalam menyebut berapa jumlahnya suatu barang, dalam bahasa Indonesia tidak saja dipakai kata bilangan, tetapi selalu dipakai suatu kata yang menerangkan sifat atau macam barang itu. Kata-kata semacam itu disebut kata bantu bilangan.
Di antara kata-kata bantu bilangan yang selalu atau sering dipakai dalam bahasa Indonesia adalah:
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Kata Bantu Bilangan | Barang /Benda |
---|---|
orang | manusia |
ekor | binatang |
buah | buah-buahan, dan macam-macam benda atau hal yang lain pada umumnya |
batang | barang-barang yang bulat panjang bentuknya: pohon, pipa dan lain-lain |
bentuk | barang-barang yang dapat dibengkokkan atau dilenturkan seperti: cincin, mata kail, gelang dan sebagainya. |
belah | barang-barang yang mempunyai pasangan: mata, telinga, dan sebagainya |
bidang | barang-barang yang luas dan rata, misal: tanah |
helai | kertas, daun, baju, kain dan lain-lain |
bilah | barang-barang tajam: pisau, pedang, parang, dan sebagainya |
utas | barang-barang yang panjang seperti: tali, benang, dan sebagainya |
potong | bagian-bagian atau potongan dari suatu barang |
butir | benda-benda yang bundar kecil bentuknya seperti: telur, kelereng, beras dan sebagainya |
tangkai | bunga |
pucuk | surat, meriam, senapan |
carik | sobekan-sobekan kertas, kain dan sebagainya |
rumpun | tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya berkelompok seperti: tebu, bambu,rumput, alang-alang, dan sebagainya |
keping | barang-barang yang tipis seperti: papan, mata uang |
biji | barang-barang yang kecil seperti: mata, kerikil, dan sebagainya |
kuntum | bunga |
patah | kata |
laras | bedil, senapan |
Tugas Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini di buku tulis/kertas jawaban!
1. Sebutkan batasan Kata Sifat yang sesuai struktur Bahasa Indonesia yang benar! Berikan contoh untuk memperjelas!
2. Buatlah contoh-contoh Transposisi (perpindahan Jenis Kata karena menambahkan imbuhan), dari:
- Kata Sifat menjadi > Kata Kerja
- Kata Sifat menjadi > Kata Benda
3. Dari segi morfologi (bentuk kata) tidak ada perbedaan antara Kata Bilangan Tingkat dan Kata Bilangan Kumpulan. Nah, jelaskan ketika bagaimana terjadi perbedaan kedua jenis kata bilangan tersebut? Jelaskan dengan contoh-contoh dalam kalimat!
***
Mau belajar Bahasa Indonesia - KATA via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan