#40 Feature Berita (News Feature /Sidebars)
Feature Berita, biasa disebut juga sidebars, yaitu tulisan yang mempunyai kaitan pada berita biasa (lempang). Artinya, tulisan ini merupakan suplemen dari berita biasa, tetapi lebih banyak bercerita tentang manusia, pandangannya, perasaannya, penderitaannya, ketabahannya, harapannya, dan sebagainya.
Tulisan Feature Berita atau sidebars bisa pendek, bisa juga panjang, sampai bahkan bisa menjadi in-depth report. Teknik penulisannya dapat bersifat humoristis, ironis dan dapat juga membuat kesan tegang (suspense).
Tulisan Feature Berita atau sidebars bisa pendek, bisa juga panjang, sampai bahkan bisa menjadi in-depth report. Teknik penulisannya dapat bersifat humoristis, ironis dan dapat juga membuat kesan tegang (suspense).
Contoh:
Pesawat terbang Garuda Airways dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan dari Jakarta ke Jeddah.Pramugari memberitahukan pilot pesawat, seorang penumpang wanita sakit dengan tanda-tanda kuat penyakit usus buntu.Sang pilot menghubungi bandara di Islamabad, dan dokter segera datang memeriksa penumpang wanita itu di lapangan terbang, beberapa saat setelah pesawat mendarat.Setelah penerbangan tertunda 27 menit karena keadaan darurat tersebut, akhirnya pesawat tinggal landas menuju Jeddah dan sang dokter mengatakan dalam laporannya: belitan korset sang penumpang wanita terlalu kencang.
Feature Berita yang akan menjadi contoh di bawah ini, didahului Berita Biasa yang memberitakan:
Serangan angin puting-beliung di kota Anu, yang berpenduduk satu juta jiwa.
Serangan angin topan itu, terjadi pada pagi hari Senin, menelan korban 23 orang meninggal, 341 luka-luka dan meluluhlantakkan hampir setengah jumlah bangunan di dalam kota. Kerugian material Rp 5 milyar. Featurenya sebagai berikut:
Ketika pusatan angin puting-beliung menerbangkan sejumlah rumah di suatu tempat sedikit jauh darinya, Midun Rumpi berdoa sejenak, dan menggiring istri dan anak-anaknya yang menangis tersedu-sedu ke bawah naungan pohon cemara raksasa.Di bawah naungan pohon itu, keluarga Midun Rumpi mendengar gemuruh penghancuran semakin mendekat. Dirasakannya tanah berguncang hebat.Kemudian, mereka mendengar amukan topan mulai mereda."Alhamdulillah," ucap Midun ketika ia mulai beringsut dari pohon tempatnya berlindung dan menghela nafas, manakala ia menyaksikan rumahnya sedikit bagian yang masih utuh.Kemudian ia melemparkan pandangannya ke kiri dan ke kanan. Betapa terkejutnya ia. Midun ternganga menyaksikan sebuah rumah pada jarak pandangannya sejauh 50 meter, rata dengan tanah.(Selebihnya tulisan berisikan rincian pengalaman-pengalaman Midun, lalu Penutup.)"Hal yang ironis tentang malapetaka ini, adalah saya kehilangan rumah," kata Midun dengan wajah kusut."Sayapun sekarang pengangguran, tak dapat membayar cicilan rumah yang telah rusak, pula," katanya dengan wajah yang semakin "kucai"."Tapi saya tak khawatir, Allah pasti menolong ...," cerah wajahnya sekarang mulai menghiasi.
Feature Berita, harus diterbitkan pada halaman yang sama di tempat Berita Biasa kejadian yang sama disiarkan. Atau setidaknya pada edisi yang sama.
Suatu contoh khas pembuatan Feature Berita lagi, adalah:
Kepala Biro Tempo di Surabaya mendapat laporan dari reporter di Mataram, bahwa terjadi gempa bumi hebat diikuti tsunami di Pulau Flores.
"Korban ditaksir 1.500 orang, ratusan rumah hancur, gedung sekolah, kantor pemerintah, semua ambruk," begitu laporan singkatnya.
Mendengar ini, Kepala Biro Tempo Surabaya segera menugasi reporter di Mataram tadi segera berangkat ke Flores. Dan, seorang reporter lagi diterjunkan dari Surabaya membantu peliputan bencana alam itu.
Di Flores, kedua reporter itu berusaha meliput dengan lengkap, dan berkejaran dengan deadline. Berikut laporannya:
Sabtu lalu, lepas tengah hari, sekitar pukul 13.29, empat kabupaten di Nusa Tenggara Timur diguncang gempa, bak beras diayak keras-keras dengan nampan. Hancur porak poranda oleh gempa berkekuatan 6,8 skala Ritcher (di lembaga geofisika di Strasbourg, Perancis, tercatat 7,5 skala Ritcher). Sekitar 60% bangunan di Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, retak atau sama sekali ambruk. Beberapa jembatan patah dan lalu lintas terputus. Tiang telepon dan listrik sebagian tumbang. Kegiatan ekonomi mandek. Maumere praktis mati dan penuh tangis duka.Bencana gempa ini masih ditambah lagi dengan hantaman gelombang laut tsunami yang menelan ratusan korban manusia. Pulau Babi dan Pulau Pamana Besar di lepas Pantai Maumere tiba-tiba diterjang gelombang laut, menyapu seluruh muka dua pulau kecil berpenduduk sekitar 2 ribu orang itu. Hampir semua penduduknya tersedot air. Tak cuma itu,gelombang hebat tsunami masih merayap sejauh 300 meter ke Pantai Maumere, menggasak perkampungan nelayan miskin.Yang mengerikan adalah soal jumlah korban jiwa. Menurut laporan, sampai awal pekan ini sudah 1.500 orang tewas. Dan angka ini menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Geologi Bandung, adalah korban gempa tektonik terbesar di Indonesia. (Kiamat Di Siang Hari, TEMPO, 19 Desember 1992)Kedua reporter itu segera mengumpulkan berbagai informasi dari polisi, saksi-saksi, dan peninjauan ke lokasi bencana. Setelah pengumpulan yang cepat itu, satu reporter tetap berada di tempat kejadian, menyaksikan petugas pencari korban mengais-ngais puing bangunan dan longsoran tanah untuk mencari jasad manusia. Reporter kedua berangkat ke rumah sakit untuk berbicara dengan korban-korban yang bisa diselamatkan dan keluarganya.Reporter yang berada di tempat kejadian mencari berita, sedangkan kawannya berusaha menguber satu Feature tentang tragedi kemanusiaan.
Reporter yang merencanakan sebuah Feature, mencari keterangan dari kepala rumah sakit Maumere, dan selanjutnya mencari keterangan dari para perawat yang bertugas di sana. Dia menemukan cerita tentang seorang bayi laki-laki berusia tujuh bulan yang terdampar di Pantai Maumere dalam keadaan hidup, sehari setelah gempa tsunami yang dahsyat tadi.
Dengan jerih payah kedua reporter itu, penerbitannya bisa menghasilkan Feature dan Berita Biasa (lempang). Mereka, selain membuat berita, juga menghasilkan suatu "laporan sampingan" (sidebars) berupa Feature tentang seorang bayi laki-laki yang selamat dari gempa laut dan badai tsunami yang dahsyat.
Bila ada bencana, penulis kawakan sering secara naluriah mencari Feature berita. Maksudnya untuk menerjemahkan berita keras dan dingin menjadi sesuatu yang mudah dicerna manusia. Bencana selalu mempunyai sisi dramatis, dan sisi dramatis sebuah tulisan berita biasa tidak akan pernah mengalahkan sisi dramatis yang bisa diungkapkan oleh sebuah tulisan Feature.
Ketika gempa laut tadi melanda dan membunuh banyak orang, dan banyak orang pula kehilangan tempat tinggal, si penulis biasanya memperoleh fakta-fakta dingin yang tidak bisa bercerita:
Menurut laporan, sampai awal pekan ini sudah 1.500 orang tewas. Dan angka ini, menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, merupakan jumlah korban gempa tektonik terbesar di Indonesia.
Dalam berita keras ini, penderitaan manusia dan kematian hanya diturunkan secara dingin lewat semacam statistik. Pengaruh bencana ini tidak bisa dilukiskan oleh berita "lurus" semacam itu.
Reporter yang menyaksikan akibat bencana seperti itu segera mencari Feature pendamping untuk menerjemahkan akibat bencana dalam bentuk yang memungkinkan pembaca ikut menghayati penderitaan yang terjadi.
Kisah tercecer di celah bencana alam Flores ini menyangkut seorang bayi laki-laki berusia tujuh bulan. Bayi yang terdampar di Pantai Maumere itu ditemukan oleh Kristina Perre pada tanggal 15 Desember lampau, sehari setelah gempa dahsyat itu. Perawat Rumah sakit Umum Dr. Millers ini langsung merawatnya. Karena tidak diketahui siapa orang tuanya, para perawat sepakat memberi nama anak tersebut.
Perawat Kristiana merawatnya dengan kasih sayang sebagaimana layaknya kehangatan seorang ibu. Maklum, ia belum punya anak sehingga berniat membesarkan si bayi malang itu. Dan ketika Presiden bersama Ibu Tien Soeharto menjenguk ke rumah sakit umum itu, beliau menyatakan tertarik menjadi ibu angkat bayi tersebut. Dikabarkan pula, Ibu Tien akan membawa anak tersebut ke Jakarta. (Berebut Bayi Gaya Flores, TEMPO, 20 Maret 1993)
Dengan cara ini, pembaca diantar masuk menyaksikan akibat sebuah bencana besar, melalui kisah bayi laki-laki yang memilukan itu. Dengan memakai pendekatan Feature Berita, reporter itu telah memenuhi tugas yang harus dilakukan setiap penulis, ia telah memberi informasi kepada pembacanya, dengan menyinari kebenaran Fakta itu sehingga pembaca bisa mengerti dan menghayatinya.
Tidak ada reporter yang kebal terhadap perasaan sebagai manusia. Dalam mencari dan menulis cerita semacam itu, bahkan penulis kawakan yang paling berkepala dingin pun terpaksa berjuang menahan emosinya, paling tidak sampai tugasnya selesai.
Untuk menulis Feature berita dalam keadaan kacau seperti itu, diperlukan profesionalisme yang tinggi dari seorang penulis yang berdedikasi dan berpengalaman.
Dalam reportase semacam itu, wartawan sering diumpat sebagai orang yang tidak sensitif (peka), atau dituduh mengeksploitasi tragedi untuk tujuan profesional. Tapi, ingat, reporter yang "tidak sensitif" dan polisi yang "berhati dingin" pun sering terpaksa menyapu air mata dari pipinya.
Namun, Feature berita tentulah tidak selamanya mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan saja. Feature berita juga bisa ditemukan pada saat-saat Pekan Raya atau hari Raya Iedul Fithri, dan sebagainya. Reporter sering ditugasi mengumpulan "cerita warna-warni" untuk pelengkap laporan berita atau momen-momen penting.
Contoh tentang anak yang baru pertama kali menonton pekan raya dengan dasar cerita warna-warni. Bentuk Feature ini bisa mengandung unsur berita atau tidak, tapi itu sangat bergantung kepada suatu kejadian yang menarik perhatian masyarakat, dan harus segera ditulis sebelum minat masyarakat menghilang.
Di situ reporter tidak memusatkan perhatian pada peristiwa utamanya - misal; pekan raya di atas - tetapi berusaha menangkap perasaan dan tingkah laku para pengunjung yang menarik perhatian.
***
Mau belajar menulis Feature - Berkesan Dibaca via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Atau, hanya mau baca postingan-postingan Belajar dan Menulis? Tanpa berdialog, komentar dan ngobrol. Ikuti /follow saja Channelnya TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan