Thermal, antara takjub dan takut
Bukit 250 adalah; nama yang diberikan masyarakat layang gantung, pada bukit tempat start layang gantung karena tingginya 250 meter dari tempat mendarat layang gantung di daerah kebun teh Puncak, Riung Gunung, Jawa Barat.
Mereka semua sedang tengadah melihat ke satu arah, melihat satu layang gantung beserta penerbangnya, Roy Sadewo – seorang instruktur senior perkumpulan gantolé (layang gantung) DKI Jakarta – sedang melayang di udara membentuk lintasan spiral.
Yang menakjubkan dari hal itu adalah saat itu angin tidak kencang.
Yang menakjubkan dari hal itu adalah saat itu angin tidak kencang.
Angin kencang dengan kecepatan tertentu merupakan modal agar layang gantung yang tidak bermesin dapat mempertahankan ketinggian terbangnya, sehingga dapat terbang lebih lama.
Namun, layang gantung dan Roy Sadewo itu terbang naik terus kian tinggi. Bahkan, ketinggiannya sampai melewati ketinggian “Bukit 250” yang merupakan tempat start semua layang gantung di Puncak.
Lalu, apakah yang membuat layang gantung beserta penerbang itu – yang berat keseluruhannya mencapai kurang lebih satu kwintal (100 kg) - dapat naik ke atas melebihi tebing-tebing tinggi walaupun angin tidak kencang?
Tidak lain dan tidak bukan adalah karena penerbang layang gantung itu memanfaatkan yang disebut dengan: “thermal”.
Thermal dapat membuat penerbang layang gantung melayang-layang seharian penuh meskipun angin tidak cukup kencang. Bahkan dengan memanfaatkan thermal, layang gantung itupun dapat terbang menjelajah di atas pedesaan yang berpemandangan indah.
Namun, thermal yang maha dahsyat dapat pula menimbulkan pengalaman yang membuat para penerbang layang gantung hampir direnggut maut. Memang alam kadang menakjubkan, kadang pula menakutkan. Yang akhirnya semua itu menghantarkan ketakjuban dan ketakutan kita hanya kepada Yang Maha Kuasa.
Ada orang memberi nama lain thermal dengan “anak-anak matahari”.
Terbentuknya thermal |
Mengapa menamakannya demikian?
Mulanya,
- cahaya matahari memanaskan permukaan bumi,
- dan selanjutnya menghangatkan lapisan udara di atasnya. Udara bukanlah penghantar panas yang baik, sehingga yang pertama-tama menerima pemanasan adalah hanya beberapa meter lapisan udara bagian bawah.
- Jika kondisinya tepat, lapisan udara ini akan menjadi cukup hangat dan akhirnya terlepas dari permukaan tanah dan naik seperti balon helium.
- Massa udara hangat yang naik ke atas inilah yang disebut thermal.
Kita dapat mempunyai gambaran tentang sifat alamiah suatu thermal dengan memperhatikan pembentukan gelembung udara pada air yang sedang mendidih.
Gelembung-gelembung itu juga timbul pada dasar panci dan semakin membesar, kemudian terlepas dan naik ke permukaan air. Perhatikanlah bagaimana diantaranya ada gelembung udara yang mempunyai ukuran yang lebih besar serta naik lebih cepat dari gelembung lainnya yang lebih kecil.Apakah yang menjadi sebab hal tersebut?Jawaban pertanyaan ini serupa dengan proses terjadinya thermal.
- Ketika sekumpulan udara hangat terbentuk di atas permukaan tanah, udara (atau air) yang lebih dingin di atasnya akan menekan ke bawah seperti panah pada gambar a.
- Lapisan udara hangat ini akan membesar dan pemanasan terus berlanjut, sampai suatu saat tenaga di sisi-sisi kumpulan udara hangat tadi melebihi gaya tahanan dari permukaan maupun gravitasi, dan kemudian mendorong ke dalam dari samping seperti terlihat pada gambar b.
- Udara dingin kemudian akan menghambur masuk ke bawah kumpulan udara hangat yang saat itu juga mulai naik sebagai massa yang menggumpal.
Udara dapat menghambur dari segala jurusan ketika gumpalan udara tersebut atau thermal terangkat naik. Hal ini dapat dilihat dengan memasang pita-pita di seputar lapangan yang membentuk thermal tersebut. Ketika thermal terlepas, semua pita akan mengarah ke tengah lapangan.
Hembusan angin mendadak yang kita rasakan pada hari yang panas dan banyak sinar matahari sering disebabkan oleh menghamburnya udara karena adanya thermal yang terlepas naik.
Inilah! sebagian dari besarnya kekuatan Allah ta'ala yang sangat dahsyat.
Bahkan ada suatu kisah sebagai fakta,
Ada penerbang layang gantung yang terbang dengan layang gantungnya, dan karena terjebak thermal yang begitu hebat, dan thermal biasanya di bawah awan-awan. Sampai-sampai ia tidak bisa turun mendarat di permukaan tanah. Seharian!
Akhirnya, ia melepas harnesnya (alat yang menggantungkan dirinya pada layangan tersebut), dan ia terjun bebas dengan menggunakan parasut (setiap penerbang layang gantung membawa parasut, untuk antisipasi jika ada bahaya). Dan, mendarat di permukaan bumi dengan selamat.
Layang gantung dia bagaimana nasibnya?
Ya, terpaksa dia tinggal di angkasa, tergantung terus menerus di angkasa selama thermal dan awan tersebut membawanya entah kemana.
Subhanallah, Allahu Akbar!
***
Gabung dalam percakapan