www.izzuka.com

Jurnal Syukur (Gratitude Journal)

Jurnal Syukur (Gratitude Journal)

          Deskripsi: 

Jurnal ini berfokus pada mencatat hal-hal yang kita syukuri setiap hari. Meskipun terlihat sederhana, namun jurnal ini bisa mengungkapkan banyak sisi positif dalam hidup dan bisa menjadi bahan cerita yang penuh inspirasi.
 
         Format:

> Tanggal dan waktu
> 3 hal yang disyukuri hari itu
> Perasaan atau kesan dari hal yang disyukuri

         Cocok untuk: 

Menemukan cerita-cerita positif, atau flashback yang bisa diubah menjadi cerita yang memberikan inspirasi.

Jurnal Syukur (Gratitude Journal)

Tanggal dan waktu: beberapa tahun yang lalu.

Hal yang disyukuri

bahwa telah mengalami banyak kejadian yang hampir merenggut nyawa, tetapi alhamdulillah masih diberi hidup sampai kini, bisa belajar walau mungkin sedikit, karena waktu semakin singkat. Tetapi yang penting niat karena Allah, dan memohon dijaga selalu di jalan yang lurus. Boleh jadi sesuatu itu kecil, menjadi besar disisi Allah karena niat.

Kejadian - kejadian yang hampir merenggut nyawa antara lain:

✓ Naik pesawat terbang hampir jatuh di Selat Sunda, karena mesinnya rusak.  Dalam perjalanan udara Jakarta - Bengkulu. Akhirnya Alhamdulilah pesawat masih bisa kembali ke bandara Kemayoran, Jakarta.

✓ Sakit usus buntu, dan usus tersebut sempat pecah, akhirnya dilarikan ke IGD langsung tanpa jeda dioperasi. Alhamdulilah masih selamat.

✓ Tabrakan frontal face to face, naik mobil VW Variant VS mobil Colt Mitsubhisi di jalan Sabang, Jakarta, sampai chasis mobil VW bengkok.

✓ Naik mobil Daihatsu Taft, di jok kiri depan. Yang mengemudi teman. Terbalik di daerah Setiabudi, dekat rumah. Keluar dari mobil terbalik, seperti keluar dari kapal selam, membuka pintu mobil ke arah atas.

✓ Hampir tertabrak kereta api di pintu jalan kereta Lenteng Agung, Jaksel. Sedang mengemudikan mobil kijang pick up, bersama teman. Ketika itu jam 3 pagi, sambil ngantuk. Alhamdulillah melihat lampu kepala kereta, langsung gas mobil tidak sempat tertabrak.

✓ Jatuh di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri ketika mencoba terbang layang gantung. Angin cukup deras, membuat layang gantung berbalik menabrak cliff di dekat tempat start layang gantung. Kacamata pecah, lutut cidera. Pulang ditandu.

✓ Perjalanan dari Muntilan - Jakarta memakai sepeda motor Honda Tiger, karena mengantuk hampir tersambar truk, di malam hari.

✓ Mengendarai sepeda motor Honda CB K5 1980, tiba-tiba mengerem mendadak dengan sendirinya, karena jari-jari ban depan tersangkut besi spakbor. Sehingga seluruh tubuh terlontar ke depan melewati sepeda motor, dan daerah kepala seperti memarut jalan aspal. Alhamdulillah memakai helm full face. Jika tidak, tak terbayang akan bagaimana wajah sekitar pipi.

         Betapa bersyukurnya masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, sehingga masih ada kesempatan belajar ilmu syari untuk persiapan menghadapi kematian. Ini pelajaran yang sangat berarti tentang nyerempet-nyerempet kematian.

Storytelling

Detak Sebelum detik - PART 1

         Jam tiga pagi. Sunyi. Jalanan Lenteng Agung lengang. Aku menyetir mobil pick-up Kijang bersama seorang teman, badan lelah, mata berat, kantuk menari di pelupuk.

         Tanpa sadar, roda melaju ke jalan yang masih berbatu, dan ke arah rel kereta.

         Vibes desa, palang belum ada. Suara kereta pun belum terdengar. Tapi mataku menangkap kilatan cahaya—dua lampu besar menembus gelap, menyorot ekor mata kananku.

          "Kereta!" jerit temanku di kursi kiri.

         Jaraknya tinggal selemparan batu. Satu detik ragu bisa jadi selamanya, selesai. Tak ada cerita ini. Aku injak gas sekuat tenaga. Mobil melompat keluar dari rel, tak peduli jalan berbatu. Terpontal-pontal. Sedetik sebelum roda besi menggerus.

         Suara kereta melintas menggetarkan dada. Tapi yang paling mengguncang kalbu:  

         Betapa cepat hidup bisa berubah jadi akhir.

         Alhamdulillah … Allah beri selamat. 

        Mungkin karena masih ada ilmu yang harus dipelajari. Atau taubat yang belum sempurna.

Detik nyaris mati, lanjut detak burjo - PART 2

         Setelah lolos dari mara bahaya tertabrak kereta. Jantung kami berdua serasa mau meledak, nafas memburu ngos-ngosan. Seakan kami lupa beberapa detik yang lalu, tentang ngantuk - ngantuk kami.

          Darah, terasa lancar mengalir ke kepala dan mata. Jantung bagaikan jet pump yang memacu darah kami.

          Akhirnya, aku pinggirkan mobil Kijang pick up ala Cyber Truck, berbelok ke kiri ke arah rumah teman. Dan, berhenti.

           Sambil menenangkan hati, akhirnya teman ada ide, "Kita minum apa kék supaya tenang ...," lalu ia melanjutkan, "o iya di seberang jalan kereta khan ada warung burjo (bubur kacang ijo), kita ke sana yuk! Burjo mah sampai pagi gini masih buka, banyak tukang ojek mangkal ..."

         Zaman itu memang jam 3 pagi sulit ada kendaraan umum yang ke dalam lingkungan agak pinggiran kota. Tukang ojek selalu siap sedia.

         Akhirnya kami berdua berjalan ke arah seberang jalan kereta, balik ke arah jalan berbatu yang tadi mobil kami lewati hampir tertabrak kereta api.

         Dan, mobil kami parkir belok ke kiri dari jalan berbatu yang ada jalan kereta. Ya, berarti di seberang warung burjo. Sehingga memang mobil kami tak terlihat lagi dari warung tersebut, terhalangi beberapa kios di pinggir jalan yang berbelok kiri tersebut.

          Kami telah sampai di warung bubur kacang ijo, langsung memesan 2 mangkok. Lumayan hangat-hangat, di pagi buta, dan kacang ijo hangat mengalir menambah ketenangan hati yang tadi sempat terlonjak keras.

           Suasana warung, sedang ramai tukang-tukang ojek, juga menghangatkan tubuh dengan burjonya.

           Tak, berapa lama aku dan teman sibuk dengan sendok, dan mangkok bubur kacang ijo. Segar dan anget, seakan pelukan ketenangan.

        Tiba-tiba terdengar, salah seorang tukang ojek, berseru, "Eh! Tadi ada mobil kijang pick up hampir tertabrak kereta lho! Kereta udah deket banget, alhamdulillah si supir lihat ada lampu sorot kereta, langsung di gas. Kalau enggak, telat sedetik aja, selesai cerita orang itu."

         Aku dan temanku saling pandang. Temanku tersenyum. Senyumnya seolah berkata, "Dia belum tahu, itu kita," sambil terus memandangku tersenyum tiada henti.

***

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...