www.izzuka.com

#26 Bagaimana jika tokoh utama kita tidak menyenangkan?

          Bagaimana jika kita menemukan atau objek tokoh utama yang akan ditulis, tidak menyenangkan? 

          Seperti misalnya: ia kaya raya tidak pernah bekerja, sering piknik menghambur-hamburkan uang, tinggal di rumah mewah, mengendarai Hummer, ia manja dan sombong. Benar-benar karakter yang tidak menyenangkan dan bikin sebel!

          Ini tergantung kapan ia punya karakter seperti itu. Jika sifat itu ada pada saat ini, ya berarti ia bukan tokoh yang layak dibuat cerita, karena tidak ada transformasi menjadi lebih baik.

          Namun, jika sifat itu ada pada waktu lampau, dan kini mengalami perubahan menjadi baik, ini bukan masalah, tetapi itulah yang kita cari. Kita memang mencari sosok  tokoh utama yang akan menuju suatu tempat. Seseorang yang memiliki banyak kekurangan, banyak masalah, bermasalah, bahkan "trouble maker", sering membuat masalah. Pribadi yang tak sempurna, yang butuh akan perubahan.

          Kita musti mundur ke belakang sangat jauh, sebelum melaju di landasan pacu untuk menerbangkan sang tokoh utama kemanapun ia butuhkan. Sehingga kita akan mendapatkan ruang lepas landas yang panjang dan cukup sampai roda-roda sang tokoh utama terangkat dari landasan pacu oleh "airborn" dan mesin pesawat transformasi. Dan, tentunya dimulai dari seorang tokoh yang tak menyenangkan.

          Tokoh utama yang layak diceritakan, justru dari yang tidak menyenangkan menjadi lebih menyenangkan, dari menyebalkan menjadi tidak menyebalkan.

          Ada momen-momen yang membuat pembaca berpikir, "Tunggu sebentar, orang ini tidak seburuk yang kita sangka. Dia ternyata memiliki hati yang baik."

          Dan, sang tokoh utama dapat menebus kesalahan-kesalahannya.

          Untuk itu, ada beberapa kemungkinan yang bisa kita lihat dari tokoh utama yang akan kita ceritakan dalam Novel Nonfiksi kita:

Tokoh utama kita memiliki sebuah kualitas, aksi atau hobi sebagai penebus kekurangannya

           Apakah tokoh utama kita, lemah? Tukang suruh-suruh? Pendendam? Cengeng? Depresi? Tidak tahu terima kasih? Memberatkan orang lain? ( orang tsuqala), ngelunjakan, akhlaq jelek? Dan banyak karakter buruk lain. Maka, seolah-olah kita sebagai penulis mengatakan kepadanya, "Insaflah, hidup tak seburuk itu!"

           Kehidupan tidak seburuk itu. Tokoh utama semestinya punya suatu "hal kecil baik" yang bisa menjadi tanda untuk pembaca, seperti misalnya:
✓ Ada anak tetangga yang mengaguminya.
✓ Tokoh utama punya catatan harian yang rahasia, berisi kegelisahannya ingin baik.
✓ Tokoh utama pernah ikut suatu kegiatan sosial, misal menjadi relawan bencana alam.
✓ Atau tokoh utama punya hobi yang positif.
✓ Bahkan, mungkin ada secercah pengorbanan untuk seorang adik.
✓ Dan sebagainya.

            Dengan begitu, ada "sesuatu" yang bisa menjadi pegangan, sehingga kita dan para pembaca berpikir, "Setidaknya tokoh utama punya itu ..."

Dalam kisah Ngadiman, walaupun dia minderan, pendiam, selalu tergantung teman, ia sejatinya selalu berpikir, selalu gelisah terhadap hal-hal yang jelek. Ia juga sangat menghargai persahabatan, dan memegang janji.

Sang tokoh utama mempunyai musuh atau situasi yang sangat buruk

           Bagaimana kita dan pembaca bisa tetap bersimpati bahkan berempati pada seseorang tokoh utama yang tak menyenangkan? Bahkan kita akan tetap mendukung sang tokoh utama.

           Ya, kita tetap berempati karena kita telah memahami tokoh utama, mengapa ia menjadi seperti sekarang ini. 

           Bagaimana cara kita bisa memahami tokoh utama tersebut? Ada 2 cara:
           
           Pertama, kita mencari:
           ✓ Adakah di kehidupan status quonya, tokoh pendukung yang lebih buruk dari tokoh utama? Dan, apakah tokoh utama itu bersiteru dengannya? 
Misalnya, penjahat, musuh besar, sahabat atau teman yang rumit, bahkan mungkin orang tua yang mengerikan. Begitu kita dan pembaca melihat seteru tokoh utama yang lebih buruk tersebut, kita tak akan membenci tokoh utama yang tak menyenangkan itu. Bahkan kita akan memahami sang tokoh utama, "Ya, wajar saja ia begitu buruk, seterunya yang lebih jelek itulah yang membuat ia demikian."

           Memahami alasan mengapa seorang tokoh utama memiliki sifat tertentu yang merupakan kekurangannya, akan membantu kita dan para pembaca bersimpati, bahkan empati kepadanya. Apa yang mendorongnya untuk seperti itu? Ada kengerian apa yang dihadapi tokoh utama?

           Misalkan lebih detail lagi, 
Sang tokoh utama selalu bersikap buruk kepada temannya. Lalu, mengapa pembaca tetap bersimpati, dan terus membaca kisahnya mencari tahu apa yang terjadi pada tokoh utama. Ternyata, dikarenakan orang tuanya, tepatnya ayahnya terkesan dingin dan tak memberi kasih sayang pada tokoh utama. Tokoh utama tak pernah dihargai atas sumbangsihnya kepada keluarga. Kondisi itu telah mencukupkan kita untuk memahami tokoh utama mengapa bertindak seperti itu. Tokoh sang ayah, lebih buruk lagi sifatnya dari tokoh utama.

✓ Atau, bisa saja perilaku ayah seperti itu mengakibatkan seorang tokoh utama sebagai anaknya, menjadi anak yang manja tak bertanggung jawab, dia berusaha mendapat perhatian ayahnya.
           
           Kedua, kita mencari apakah tokoh utama pernah mengalami situasi buruk?

          Misalkan, 
Kehilangan ibu sejak kecil sehingga ia tidak mengenal kelembutan. 
✓ Atau seorang tokoh dikhianati pasangan halalnya, sehingga ia terpuruk menjadi peminum khamr.
✓ Bisa juga seorang yang tumbuh menjadi kasar, keras, dan menentang masyarakat, karena sebelumnya pernah dipenjara karena mencuri sekerat roti.
✓ Sejak kecil seorang tokoh utama diusir dari rumahnya, sehingga membuat ia sangat sulit berempati kepada orang lain.

          Selalu ada yang menyebabkan tokoh utama mempunyai kekurangan-kekurangan. Ia sejatinya tak mau terlahir seperti itu.

          Seorang anak awalnya adalah kertas kosong, jadi apa yang telah "digambar" pada kertas kosong tersebut? Sehingga telah mengubah tokoh utama tersebut menjadi sosok yang kita temui di Bagian Awal cerita.
 
          Masa lalu tokoh utama, asal keturunannya, atau situasi kini yang dihadapinya akan mudah dipahami oleh kita dan para pembaca untuk memahami siapa tokoh utama ini dan mengapa menjadi seperti itu.

          Dan, begitu kita mengerti alasannya, kita dan pembaca mulai bersimpati dengan kekurangan-kekurangannya untuk diperbaiki.

Kisah Ngadiman, jelas-jelas ada:
✓ Seteru yang lebih jelek sifatnya, dalam bab berjudul Terpukau, bahkan ketika mulai besar, banyak teman-temannya yang jahat dan menjadi seterunya.
✓ Kondisi si Ngadiman sendiri yang pendiam, penakut dan kutu buku akibat kekerasan orangtuanya, terutama sang ibu. Seringkali, Ngadiman salah sedikit saja, langsung dipukuli.

***

Buku Menulis
Kisah Inspiratif

rasa Novel - 55k

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...