www.izzuka.com

#03 Perbedaan mendasar antara Kisah Ekspositoris dan Kisah Impresionistis

Kisah Ekspositoris VS Kisah Impresionistis


        Agar perbedaan antara Kisah Ekspositoris dan Kisah Impresionistis lebih jelas, maka di bawah ini akan ditampilkan sekali lagi perbedaan antara kedua macam kisah tersebut dalam bentuk tabel:


          Dasar-dasar perbedaan seperti tersebut dalam tabel, merupakan garis ekstrim antara Kisah Ekspositoris dan Kisah Impresionistis. Di antara kedua ekstrim tersebut masih terdapat percampuran-percampuran, dari Kisah Ekspositoris murni berangsur-angsur mengandung ciri-ciri Kisah Impresionistis yang semakin meningkat hingga Kisah Impresionistis yang murni.

          Berikut kita coba pula memetakan jenis-jenis Narasi, Kisah atau Cerita berdasarkan perletakannya pada dua ekstrim, yaitu:
  • Nyata (Nonfiksi) <<--->> Fiktif (Fiksi)
  • Kisah Ekspositoris <<--->> Kisah Impresionistis
         Berikut dijelaskan apa yang dimaksud show dan tell dalam tabel, agar semakin tergambar apa yang dimaksud.

Apa bedanya tell dan show dalam dunia kepenulisan Kisah?

          Dalam dunia kepenulisan, ada teknik menulis bernama "show don't tell". Artinya, perlihatkan, jangan beritahukan atau jangan ceritakan.

          Lho kok? menulis cerita, tetapi dilarang menceritakan, bagaimana ini?

          Contohnya, seorang penulis ingin menceritakan tentang adiknya yang pemalas. Sebagian penulis pemula mungkin akan mengatakan, 

'Adikku sangat pemalas'. Itu namanya tell, alias kita memberitahu atau menceritakan pada para pembaca. 

          Sedangkan teknik show sendiri, kita tidak perlu mengatakan bahwa si adik pemalas. Buat saja deskripsi tentang si adik agar pembaca bisa menangkap kesan yang ingin kita sampaikan. Contohnya begini:

Sepulang shalat subuh di masjid adikku tidur kembali. Adikku bangun jam delapan pagi setiap hari. Itu pun sampai ibu mengetuk pintu kamar ratusan kali. Bahkan, tidak jarang ibu sampai mengguyurkan air ke wajah adik agar dia mau bangun. Tidak hanya itu, kamar adikku juga sangat berantakan. Buku-buku tidak tertata dengan rapi, baju-baju bertebaran di lantai. Ibu sudah sangat geram. Ditambah lagi, nilai-nilai pelajarannya yang anjlok karena dia jarang belajar dan sering tidur di kelas.

          Contoh yang kita buat di atas tidak secara langsung mengatakan si adik pemalas, tetapi dari narasi dan deskripsi serta dialog, terlihat bahwa si tokoh adik memiliki sifat yang pemalas. Tak ada satu kata "malas" pun. Inilah yang dimaksudkan dengan teknik show.

          Akan tetapi, teknik ini tidak terlalu dipakai dalam ranah penulisan ilmiah, kita bebas mendefinisikan secara verbal. Misalnya,

Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa  adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan olah alat ucap manusia.

          Kalimat seperti itu merupakan kalimat yang wajar dalam karya ilmiah. Akan tetapi, sejauh ini agak dihindari dalam penulisan narasi (kisah) panjang atau narasi (kisah) pendek. Dengan kata lain, narasi 
  • sebisa mungkin harus menghindari kalimat yang mendefinisikan. 
          Dengan teknik show, membuat cerita atau narasi yang kita tulis menjadi lebih estetis, enak di baca, dan lebih hidup. Contoh lain:

Tell:

Fulan sudah siuman dari pingsannya. Dia merasa pusing. Dia sekarang di rumah sakit.

Show:

Fulan membuka matanya perlahan. Saat dia mencoba mengingat hal apa saja yang sudah terjadi, kepalanya terasa berat dan pening. Ia mengamati sekelilingnya, ruangan putih pucat dengan para perawat yang sibuk bertugas. Tempat yang sebenarnya paling dia benci.

Contoh lagi:
          Suatu contoh deskripsi menangisnya anak kecil yatim piatu yang merasa sepi tanpa ayah ibu ketika malam Iedul Fithri, dari salah seorang penulis dengan berbagai gaya bahasa :

"Satu bulir air akhirnya merekah, menggelayut di pelupuk mata Rinai. Pelan kristal air itu bergulir menggelinding. Membentuk parit di pipi. Membentuk gurat kemilau di lesung. Tetes air itu terdiam sejenak di dagu. Menumpuk. Membesar. Kemudian dalam gerakan lambat yang pilu, terlepaskan. P-e-r-l-a-h-a-n."

           Dari dua contoh lagi di atas, tak ada satu kata "siuman" dan "menangis" pun dalam deskripsi tersebut. Begitulah, imajinasi pembaca akan tersulut.
          
          Lebih jelas lagi lanjut baca: #12 Struktur Perbuatan dalam Kisah Nyata Inspiratif.

***

Mau belajar menulis Kisah Nyata via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Atau, mau belajar menulis Kisah Nyata via luring (offline), beli bukunya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Buku Menulis
Kisah Inspiratif

rasa Novel - 55k


Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...