#13 Hubungan Induk Kalimat dan Anak Kalimat
2. Hubungan antara Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Yang dimaksud dengan hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat di sini bukan hubungan mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah, tetapi bagaimana kedudukan anak kalimat itu terhadap gatra-gatra dalam induk kalimat.Bila kita memperhatikan sejarah terbentuknya kalimat majemuk sebagai telah diuraikan di atas, maka salah satu cara untuk membentuk kalimat majemuk itu adalah: memperluas bagian-bagian dari kalimat tunggal sedemikian rupa, sehingga perluasan itu membentuk suatu pola kalimat yang baru. Ini berarti;
setiap gatra dapat diperluas sehingga dapat membentuk satu anak kalimat.
Oleh karena itu anak kalimat itu dapat dibeda-bedakan berdasarkan kedudukannya atau hubungannya dengan induk kalimat:
1. Anak Kalimat Gatra Pangkal (Subjek): seluruh anak kalimat itu menduduki fungsi Gatra Pangkal:
Ia pergi sejam yang lewat.
Yang menyampaikan berita itu, pergi sejam yang lewat.
2. Anak Kalimat Keterangan Gatra Pangkal (Subjek):
Kemarin pelajar-pelajar berkumpul di sekolah.
Kemarin pelajar-pelajar yang telah menempuh ujian, berkumpul di sekolah.
3. Anak Kalimat Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita):
Sering sudah kukatakan hal itu.
Sering sudah kukatakan, bahwa revolusi jangan diukur dengan hari dan dengan tahun.
4. Anak Kalimat Keterangan Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita):
Saya membawa buku.
Saya membawa buku, yang kujanjikan kemarin.
5. Anak Kalimat Keterangan Waktu: menduduki jabatan atau fungsi Keterangan Waktu dari induk kalimat:
Kami tidak ada.Ketika mereka tiba di sini, kami tidak ada.
6. Anak Kalimat Keterangan Sebab: menduduki fungsi Keterangan Sebab dari induk kalimat:
Pekerja-pekerja itu enggan mengerjakan pekerjaan itu.
Pekerja-pekerja itu enggan mengerjakan pekerjaan itu, karena upahnya terlalu rendah.
7. Anak Kalimat Keterangan Perlawanan: menduduki jabatan Keterangan Perlawanan dari induk kalimat:
Kami tidak ditentukan oleh dokumen itu saja.
Meskipun kami telah meneliti dokumen penting itu, kami tidak ditentukan oleh dokumen itu saja.
8. Begitu pula semua fungsi-fungsi lain dapat mengalami perluasan sehingga menjadi satu anak kalimat. Kalimat semacam itu disebut sesuai dengan fungsi yang mendudukinya, atau sesuai dengan hubungannya terhadap induk kalimat.
Sifat hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat dapat dinyatakan secara;
- eksplisit (tersurat atau tampak dengan adanya Kata Tugas),
- dapat pula dinyatakan secara implisit (tersirat, tak tampak, yakni tanpa adanya Kata Tugas).
- Hubungan secara implisit dapat menghasilkan lebih dari satu macam tafsiran hubungan,
- tergantung dari situasi dan hubungan kalimat.
- Biasanya terlihat dari intonasi ketika membaca secara lisan.
Semua Kata Tugas yang mendahului semua anak kalimat sekaligus menjadi tanda atas macamnya anak kalimat tersebut. Misalnya;
anak kalimat yang didahului oleh kata tugas: supaya, untuk, agar, akan menyatakan bahwa anak kalimat itu adalah anak kalimat Keterangan Tujuan. Kalimat semacam ini menduduki fungsi Keterangan Tujuan dari induk kalimat, dan sebagainya.
3. Uraian Kalimat Majemuk
Dalam menghadapi uraian kalimat majemuk,- harus benar-benar kita ketahui Pola Kalimat atau inti kalimatnya,
- serta mengetahui hubungan antara pola-pola kalimat itu untuk menentukan apakah kalimat itu Kalimat Majemuk Setara atau Kalimat Majemuk Bertingkat, atau Campuran.
- Umumnya Kata-kata Tugas dapat menolong kita dalam penentuan itu.
- Bila kita menentukan bahwa sebuah kalimat adalah Kalimat Majemuk Bertingkat, maka tugas kita selanjutnya adalah menentukan mana yang induk kalimat dan mana yang anak kalimat.
- Kemudian berdasarkan hubungan yang ada antara induk kalimat dan anak kalimat (yang biasanya jelas dari Kata-kata Tugas) kita menentukan jenis anak kalimat tersebut.
- Penetuan fungsi-fungsi kalimat selanjutnya sama saja seperti pada kalimat tunggal.
Ali menyelesaikan tugasnya, sesudah ia pulang dari rumah sakit.
1. Inti-inti kalimat: Ali menyelesaikan, dan ia pulang.
2. Hubungan kedua pola kalimat itu tidak setara,
- karena ia pulang bersama-sama dengan unsur-unsur tambahannya menduduki fungsi Keterangan Waktu,
- dengan tanda adanya Kata Tugas sesudah.
- Sebab itu kalimat ini adalah Kalimat Majemuk Bertingkat.
- Anak kalimatnya adalah: Anak Kalimat Keterangan Waktu.
3. Induk Kalimat dan Anak Kalimat
***
Tugas Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini di buku tulis /kertas jawaban!Kalimat-kalimat berikut anak kalimatnya perluasan dari apa pada induk kalimatnya!
1. Muawiyah berpesan pesan itu, (ia) berangkat tadi pagi.2. Yazid yang berpesan pesan itu, (ia) bersepeda jam 5 sore.3. Zuhri mengatakan, bahwa Syu’bah (itu) pandai.4. Amir mengabarkan, bahwa Ammar yang cerdas itu diajari ayahnya.5. Mereka (sedang) bekerja, ketika kami melihat mereka.6. Petani mencangkul, di tanah kakak beli.7. Umar berkata perkataan itu, (ia) pergi tadi siang.8. Al-Bani menyampaikan, bahwa Muqbil (itu) ramah.9. Guru (sedang) mengajar, ketika kami datang.10. Pedagang berdagang, di kios ia sewa.
Kembangkan atau perluas Kalimat Tunggal ini menjadi Kalimat Majemuk Bertingkat!
1. Mujahid merantau kemarin. (Anak Kalimat Subjek)2. Mujahid merantau kemarin. (Anak Kalimat Keterangan Subjek)3. Malik menceritakan sesuatu. (Anak Kalimat Objek Penderita)4. Malik menceritakan sesuatu. (Anak Kalimat Keterangan Objek Penderita)5. Santri-santri (sedang) tidur, ketika itu. (Anak Kalimat Keterangan Waktu)
Uraikan kalimat-kalimat majemuk berikut seperti contoh pada akhir materi Bab 13 di atas! Pilih 2 kalimat saja dari 4 kalimat berikut:
1. Sesaat setelah mereka bercakap-cakap dalam senja, Harja pun mulai beranjak pulang.2. Setelah Ahmad masuk ke dalam terasa sekali kepada Yusuf perubahan percakapan.3. Kesuburan tanah yang memberikan kehijauan pada tetumbuhan ditanam menjadikan Daerah Jawa Tengah sebagai daerah penghasil berbagai macam produk pertanian.4. Akhirnya ditegaskan oleh Dokter Supriyanto, bahwa masyarakat yang harus melawan wabah Covid-19 bukan hanya para tenaga kesehatan.
Gabung dalam percakapan