#03 Paragraf
Pikiran bisa mengembang
Imajinasikan gerak mengembang, dari yang sempit menjadi lebar, dari yang kecil menjadi besar. Kita bisa mengembangkan tulisan atau cerita. Sering kita jumpai kalimat-kalimat yang masih umum atau global, seperti :
Aku bertamasya ke gunung.Komunis (itu) kejam.Teroris (adalah) Khawarij
dan sebagainya.
Kalimat-kalimat utama yang pendek itu masih bisa kita kembangkan lagi menjadi tulisan yang lebih panjang, lebih rinci, dan lebih jelas. Mungkin kita pernah dengar istilah Paragraf Deduktif. Nah, itulah dia.
Dalam keseharian, berpikirlah untuk mengembangkan sesuatu. Jangan cepat menganggap remeh atau tak berharga sesuatu atau seseorang. Berpikirlah, segala sesuatu bisa dikembangkan menjadi lebih besar dan bermakna.
Sesuatu yang kecil, di mata penulis mampu dijadikan sesuatu yang patut dipermasalahkan dan bermakna dalam.
Menulis adalah salah satu cara memicu agar pikiran bisa mengembang.
Cara Mudah membuat 3 macam Paragraf Deduktif: Deskripsi, Cerita, dan Pendapat
- Paragraf Deduktif adalah;
paragraf yang Kalimat Pokok atau Kalimat Utamanya pada awal paragraf.
- Kalimat Pokok atau Kalimat Utama adalah;
kalimat yang masih umum yang menjadi Gagasan Utama, yang akan dijelaskan secara rinci pada kalimat-kalimat berikutnya dalam paragraf tersebut.
Perhatikan contoh-contoh berikut, kalimat yang tercetak tebal merupakan Kalimat Pokok atau Kalimat Utamanya:
Paragraf Deduktif Deskripsi
Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah. Di sekitar rumah berderet pohon-pohon yang memberi keteduhan. Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung Sumbing yang gagah dan gunung Sindoro yang penuh misteri.
Paragraf Deduktif Cerita
Sungguh malang benar nasibku hari itu. Jam meja yang biasanya berdering pukul 4.00 untuk membangunkan aku, kali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya aku terlambat bangun. Maka, aku berbegas menunaikan shalat Subuh. Lalu, cepat-cepat aku pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun habis lupa membelinya kemarin sore. Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa aku memakai baju bekas kemarin. Mau sarapan, nasi hangus. Tambahan lagi sewaktu menunggu bus untuk pergi ke kantor, bus selalu penuh. Akhirnya dapat yang kosong, parahnya mogok pula di tengah jalan. Turun dari kendaraan, baru melangkah dua tiga langkah, disambut hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan basah kuyup tetapi di kantor dapat omelan dari "bos".
Paragraf Deduktif Pendapat
Sebagai umat Islam, kita tahu bahwa ikhlas bukan hanya menunjukkan mulianya sebuah amalan. Bahkan ikhlas adalah syarat diterimanya sebuah amalan. Yaitu, bila ingin amal kita diterima, maka harus dilakukan dengan ikhlas dan sesuai contoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka, bila suatu amalan tidak dilakukan dengan ikhlas, bukan hanya menunjukkan kerendahannya, bahkan amalan itu batal tidak ada nilainya sama sekali di sisi Allah subhana wa ta'ala.





Gabung dalam percakapan