Paragraf Refleksi - Menutup Tubuh
Menutup hampir seluruh tubuh ternyata termasuk bagian dari rasa*malu. Kita lihat banyak Muslim di negeri lain, menutup kepala dan leher, bahkan selalu memakai pakaian berlengan panjang.
Kecuali mata kaki—itu pun bisa ditutup dari bawah dengan khuf atau sepatu semacam PDL seperti tentara.
Aku sendiri merasa risih bila memakai koko berlengan pendek, meskipun secara hukum tidak haram. Ustadz Qomar pun, setahuku, tidak pernah mengenakan pakaian lengan pendek. Pernah kutanya, beliau hanya tersenyum dan bilang kurang lebih, "Lengan pendek tidak masalah.”_Tapi beliau pribadi tetap memilih menutup.
Sebaliknya, banyak orang justru mengenakan pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuhnya seperti Rambo atau Arnold Schwarzenegger. Bila terlihat wanita, bisa menjadi fitnah bagi mereka.
Maka, laki-laki pun sebaiknya menutup tubuhnya dengan sopan, tidak menampakkan bentuk otot atau aurat yang berpotensi menggoda. Apalagi wanita—jelas lebih wajib menutup dengan sempurna.
Sahabat Abu Bakar bahkan menutup wajahnya dengan kain saat buang hajat—padahal sendirian—karena malu kepada Allah. Hal ini disampaikan Ustadz Usamah Mahri dalam Raudhatul Uqala', pada Bab Malu.
Aku pernah mencoba hal itu di kamar mandi, sebagai teik Manipulasi Kemampuan untuk melatih kesadaran rasa malu dan bahwa Allah selalu mengawasi.
***
Gabung dalam percakapan